Benarkah mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok? Jika Anda
orang optimis, Anda akan mengetujuinya. Tapi mungkin saja Anda masih
berpikir, kemudian otak berputar mencari bantahan terhadap ungkapan ini.
Bahkan Anda yang membantah bahwa kita tidak boleh sok tahu dengan masa
depan, karena itu adalah urusan Allah.
Kita bukan sok tahu tentang masa depan, tetapi kita menginginkan sesuatu di masa depan, atau yang kita sebut dengan cita-cita. Mimpi, selama itu positif akan mengarahkan tindakan kita pada hal yang positif pula.
Bagaimana agar mimpi kita menjadi kenyataan di hari esok?
Supaya mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok bukan sekedar slogan, ada syarat-syarat yang harus kita penuhi. Harus bertindak? Ya, tetapi bertindak bukan segalanya. Kebanyakan orang akan mengatakan mimpi tanpa tindakan akan percuma. Memang iya, namun pemahaman ini belum seutuhnya benar karena ada pemisahan antara mimpi dan tindakan. Padahal, pikiran dan tindakan adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Lalu seperti apa? Tidak perlu bertindak? Bukan itu maksudnya. Maksudnya adalah mimpi itu sendiri akan membawa tindakan. Tindakan Anda yang lahir itu adalah hasil dari mimpi. Jika seseorang mengaku memiliki impian besar tetapi tidak ada tindakan untuk mewujudkannya, artinya dia tidak benar-benar punya impian. Impiannya hanya di mulut saja sebagai hiasan dalam bicara. Jika impian tersebut sudah tertanam dalam hati, maka tindakan akan secara otomatis mengikutinya.
Jadi, kunci utama agar mimpi menjadi kenyataan ialah kita harus benar-benar menginginkan impian itu. Tindakan akan mengikuti secara otomatis tanpa harus diperintah lagi. Tindakan otomatis inilah yang akan menjadikan mimpi itu adalah sebuah kenyataan. Anda tidak akan nyaman hanya berdiam diri saja tanpa melakukan usaha yang mendekatkan kepada impian. Tidak perlu di dorong-dorong oleh orang lain atau diri sendiri. Tindakan akan hadir dengan sendirinya.
Ingat hadist yang mengatakan jika hati kita baik maka segalanya akan baik. Hati adalah raja, tubuh adalah prajuritnya. Jika hati sudah mengarah ke satu arah maka tubuh pun akan mengikutinya. Semuanya tergantung niat dan niat letaknya di hati. Mimpi itu adalah niat kita untuk mendapatkan sesuatu di masa depan.
Kita bukan sok tahu tentang masa depan, tetapi kita menginginkan sesuatu di masa depan, atau yang kita sebut dengan cita-cita. Mimpi, selama itu positif akan mengarahkan tindakan kita pada hal yang positif pula.
Bagaimana agar mimpi kita menjadi kenyataan di hari esok?
Supaya mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok bukan sekedar slogan, ada syarat-syarat yang harus kita penuhi. Harus bertindak? Ya, tetapi bertindak bukan segalanya. Kebanyakan orang akan mengatakan mimpi tanpa tindakan akan percuma. Memang iya, namun pemahaman ini belum seutuhnya benar karena ada pemisahan antara mimpi dan tindakan. Padahal, pikiran dan tindakan adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Lalu seperti apa? Tidak perlu bertindak? Bukan itu maksudnya. Maksudnya adalah mimpi itu sendiri akan membawa tindakan. Tindakan Anda yang lahir itu adalah hasil dari mimpi. Jika seseorang mengaku memiliki impian besar tetapi tidak ada tindakan untuk mewujudkannya, artinya dia tidak benar-benar punya impian. Impiannya hanya di mulut saja sebagai hiasan dalam bicara. Jika impian tersebut sudah tertanam dalam hati, maka tindakan akan secara otomatis mengikutinya.
Jadi, kunci utama agar mimpi menjadi kenyataan ialah kita harus benar-benar menginginkan impian itu. Tindakan akan mengikuti secara otomatis tanpa harus diperintah lagi. Tindakan otomatis inilah yang akan menjadikan mimpi itu adalah sebuah kenyataan. Anda tidak akan nyaman hanya berdiam diri saja tanpa melakukan usaha yang mendekatkan kepada impian. Tidak perlu di dorong-dorong oleh orang lain atau diri sendiri. Tindakan akan hadir dengan sendirinya.
Ingat hadist yang mengatakan jika hati kita baik maka segalanya akan baik. Hati adalah raja, tubuh adalah prajuritnya. Jika hati sudah mengarah ke satu arah maka tubuh pun akan mengikutinya. Semuanya tergantung niat dan niat letaknya di hati. Mimpi itu adalah niat kita untuk mendapatkan sesuatu di masa depan.
Manusia hidup di dalam dimensi ruang dan waktu. Allah menciptakan kedua
dimensi ini tentunya bukan tanpa sebab. Banyak sekali hikmah yang
tersirat yang Allah simpan dibalik penciptaan dua makhluk ini. Bila
dikaitkan dengan kehidupan manusia, dimensi ruang dan waktu memiliki
peranan penting karena hidup manusia dibatasi oleh dua kejadian paling
utama, yaitu lahir dan mati.
Alasan mengapa Allah melahirkan seorang manusia ke muka bumi tentu tidak
perlu dipertanyakan. Hak Allah untuk menciptakan apa-apa yang Ia
kehendaki. Dan manusia tidak memiliki hak untuk mempertanyakan apa yang
Allah perbuat. Yang seharusnya menjadi perhatian dari manusia adalah
bagaimana agar kesempatan menjadi bagian dari sejarah umat manusia di
kehidupan alam dunia ini tidak menjadi sia-sia. Untuk itulah Allah
memerintahkan manusia agar manusia mempersiapkan bekal sebaik-baiknya
sebelum masuk ke kehidupan abadi di alam akhirat. Bekal yang tidak hanya
mengantarkan manusia pada jalan keselamatan di akhirat kelak, namun
bekal yang membawa manusia pada derajat taqwa.
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al-Hasyr: 18)
Penggalan Al-Hasyr ini termasuk ayat muhkamat, ayat yang bermakna jelas
dan lugas, tidak ada perumpamaan atau kiasan di dalamnya. Artinya di
ayat ini Allah benar-benar memerintahkan kepada manusia agar
memperhatikan persiapan hari esok sebagai bentuk ikhtiar mempersiapkan
bekal untuk kehidupan akhirat kelak. Seruan untuk mempersiapkan hari
esok ini diawali dan diakhiri oleh kalimat taqwa. Seruan yang diawali
oleh seruan taqwa mengindikasikan bahwa seruan tersebut sangat penting
untuk diperhatikan. Terlebih lagi, perintah ini telah dikhususkan untuk
hamba-Nya yang bertaqwa. Bila dilihat dari sudut pandang lain, dapat
disimpulkan bahwa memperhatikan hari esok itu juga merupakan salah satu
karakteristik ketaqwaan.
Memperhatikan hari esok berarti melakukan perencanaan-perencanaan hidup
agar hidup terarah dan tidak hanya sekadar mengikuti flow saja.
Perencanaan yang dimaksud tidak hanya perencanaan yang bersifat ukhrawi
saja, namun perencanaan yang bersifat duniawi juga perlu dirancang.
Muslim yang baik adalah muslim yang melakukan perencanaan dalam berbagai
hal, bahkan untuk ibadah yang bersifat mahdah seperti shalat. Di sini
lah letak nilai tambah dari seorang Muslim dibandingkan dengan manusia
pada umumnya. Teknis perencanaan yang dirancang tidak masalah
bagaimanapun bentuknya. Yang terpenting adalah persiapan yang dilakukan
adalah persiapan menghadapi hari esok yang terbaik yang pernah
dirancang. Satu hal yang harus diyakini adalah siapa yang mempersiapkan
yang terbaik, ia akan mendapatkan yang terbaik. Biidznillah.
Rencana yang dirancang sedapat mungkin tidak berakhir dalam sebuah
ketidakjelasan. Setiap rencana harus jelas definisi dan rincian
detailnya. Kelemahan yang masih lazim dimiliki oleh umat Islam adalah
tidak dapat mengelaborasikan rencana dengan detail. Walau pada akhirnya
hasil akhir bergantung pada kehendak Allah, tapi karena ranah usaha
merupakan ranah manusia, maka sudah selayaknya manusia menuliskan setiap
rencananya secara detail hingga waktu tercapainya rencana tersebut.
Beramal seolah hidup selamanya, beribadah seolah mati esok hari - Pepatah
Untaian kalimat di atas sudah tidak asing lagi terdengar. Makna dari
kalimat tersebut bila dijadikan ruh dari pembuatan perencanaan untuk
esok hari akan menyuntikkan semangat yang luar biasa besarnya. Ketika
makna dari kalimat tersebut telah terinternalisasi, maka setiap rencana
yang dirancang akan penuh dengan semangat kontribusi dan penorehan
prestasi serta semangat berkompetisi menjadi yang terbaik di setiap
harinya. Selain itu, ia akan menyisipkan poin-poin beribadah di setiap
rencananya karena ia merasa bahwa akhir waktu yang tidak dapat
didefinisikan manusia ini membuatnya harus senantiasa beribadah
kepadaNya. Jika tidak, ia akan dipanggil olehNya dalam keadaan bekal
yang sedikit. Dengan demikian, tidak akan ada hari-hari yang sia-sia.
Setiap hari diisi dengan melaksanakan perintahNya dan menjauhi
laranganNya serta upaya-upaya untuk meraih derajat taqwa.
Kini sudah saatnya memperhatikan apa yang terjadi di hari esok. Hari
kematian pasti akan datang, kehidupan akhirat mutlak ada. Kehendak Allah
untuk merahasiakan kapan itu semua terjadi dan perintah Allah dalam
Al-Hasyr di atas cukup menjadi sebuah alasan untuk melakukan perencanaan
hari esok yang lebih baik. Dengan mempersiapkan bekal yang terbaik,
Insya Allah akan berakhir pada 2 akhir kisah yang terbaik: surgaNya
kelak dan derajat taqwa. Aamiin.
sumber : http://www.relawan.dpudt-jogja.org/2013/01/merencanakan-hari-esok-adalah.html
http://www.dakwatuna.com/
http://www.motivasi-islami.com/mimpi-masa-kini-adalah-kenyataan-hari-esok/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar