SEJARAH
PERJUANGAN
YOS
SUDARSO
Oleh
:
HASAN
MAQMUN
NPM 13111261
KELAS 3KA42
SISTEM
INFORMASI
FAKULTAS
ILMU TEKNOLOGI & KOMPUTER
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2013
SEJARAH
PERJUANGAN
YOS
SUDARSO
Oleh
:
HASAN
MAQMUN
NPM 13111261
KELAS 3KA42
SISTEM
INFORMASI
FAKULTAS
ILMU TEKNOLOGI & KOMPUTER
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2013
PAHLAWAN___________________________________________
Pahlawan (Sansekerta: phala-wan
yang berarti orang yang dari dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara dan agama) adalah orang
yang
menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran atau
pejuang yang gagah berani.
Pahlawan adalah sebuah kata benda. Secara etimologi kata pahlawan berasal dari bahasa Sansekerta “phala”, yang bermakna hasil atau buah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pahlawan berarti orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran atau pejuang yang gagah berani.
Pahlawan adalah seseorang yang berpahala yang perbuatannya berhasil bagi kepentingan orang banyak. Perbuatannya memiliki pengaruh terhadap tingkah laku orang lain, karena dinilai mulia dan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat bangsa atau umat manusia.
Dalam bahasa Inggris pahlawan disebut "hero" yang diberi arti satu sosok legendaris dalam mitologi yang dikaruniai kekuatan yang luar biasa, keberanian dan kemampuan, serta diakui sebagai keturunan dewa. Pahlawan adalah sosok yang selalu membela kebenaran dan membela yang lemah.
Dalam cerita perwayangan dikenal tokoh Arjuna dari Pandawa dinilai sebagai pahlawan yang membela kebenaran dari kebatilan. Pahlawan juga dipandang sebagai orang yang dikagumi atas hasil tindakannya, serta sifat mulianya, sehingga diakui sebagai contoh dan tauladan.
Pahlawan sering dikaitkan dengan keberhasilan dalam prestasi gemilang dalam bidang kemiliteran. Pada umumnya pahlawan adalah seseorang yang berbakti kepada masyarakat, negara, bangsa dan atau umat manusia tanpa menyerah dalam mencapai cita-citanya yang mulia, sehingga rela berkorban demi tercapainya tujuan, dengan dilandasi oleh sikap tanpa pamrih pribadi.
Seorang pahlawan bangsa yang dengan sepenuh hati mencintai negara bangsanya sehingga rela berkorban demi kelestarian dan kejayaan bangsa negaranya disebut juga sebagai patriot.
Kategori pahlawan pun ada banyak, tergantung dengan prestasi yang disumbangkannya, seperti pahlawan kemanusiaan, pahlawan nasional, pahlawan perintis kemerdekaan, pahlawan revolusi, pahlawan proklamasi, pahlawan iman, pahlawan tanpa tanda jasa, pahlawan kesiangan dan sebagainya.
YOS SUDARSO
Nama pahlawan yang akan dibahas kali ini adalah Yos Sudarso yang merupakan salah satu nama pahlawan Indonesia. Laksamana Madya Yosaphat Soedarso (lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 24 November 1925 – meninggal di Laut Aru, 15 Januari 1926 pada umur 36 tahun) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Ia gugur diatas KRI Macan Tutul dalam peristiwa Pertempuran Laut Aru setelah ditembak oleh kapal patroli Hr. Ms. Eversten milik armada Belanda pada masa kampanye Trikora. Hal yang kurang lazim adalah sebagai seorang Kepala Staff Angkatan Laut tidak seharusnya ia ikut terjun langsung didalam operasi tersebut. Namanya kini di abadikan menjadi nama KRI dan Pulau.
Laksamana Madya Yosaphat Soedarso atau yang lebih dikenal dengan nama Yos Sudarso adalah pahlawan nasional Indonesia yang dilahirkan di Salatiga, Jawa Tengah, 24 November 1925 dan pernah menjabat sebagai Kepala Staff Angkatan Laut. Meski orang nomor satu di TNI AL, ia bukanlah tipe pemimpin yang berdiam diri dibelakang meja. Diusianya yang masih muda 36 tahun, ia turut ke medan tempur mau ke garis depan untuk merebut Irian Barat dari Kolonial Belanda. Diatas KRI Macan Tutul di Laut Aru, Yos Sudarso gugur dengan berani.
Pada saat itu terjadi pertempuran yang sengit antara pasukan militer Indonesia dengan Belanda. Meski berstatus sebagai Kepala Staff TNI AL Yos Sudarso ikut turut ke medan tempur. Naas dalam peristiwa tersebut, Laksamada Madya Yosaphat Soedarso gugur setelah KRI Macan Tutul di bombardir Belanda di Laut Aru saat melawan armada Belanda.
Ia gugur di atas KRI Macan Tutul pada tanggal 13 Januari 1962 pada saat berusia 36 tahun. Keikutsertaan dalam posisi sebagai Kepala Staff Angkatan Laut pun dipertanyakan karena tidak lazimnya seorang Kepala Staff Angkatan Laut langsung turun dalam medan tempur.
Dan untuk menghargai jasa-jasa atas keikutsertaannya dalam memperjuangkan merebut Irian Barat, ia dianugerahkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan. Kini namanya diabadikan sebagai nama armada Angkatan Laut Indonesia, nama pulau dan nama jalan-jalan protokol di kota-kota besar Indonesia.
Ia meninggalkan seorang istri bernama Ny. Josephine F Siti Kustini, yang dinikahinya pada tahun 1955 dan dikaruniai lima orang anak dan dua diantaranya meninggal dunia. Berselang 44 tahun setelah Yos Sudarso meninggal, Ny. Siti Kustini kemudian meninggal.
Ny. Siti Kustini yang merupakan kelahiran Ngawi, Jawa Timur, 1935, meninggal dunia pada usia 71 tahun tepatnya, Sabtu 2 September 2006 pukul 14.00, di Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Mintohardjo, Jakarta. Akibat penyakit jantung dan radang paru-paru. Jenazah kemudian dimakamkan, Senin 4 September 2006 di Tempat Pemakaman Umum Kaliwuluh, Desa Kaliwuluh, Kecamatan Kebak Kramat, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Semasa hidupnya hidupnya, Ny. Siti Kustini dikenal sebagai orang yang disiplin, selalu tepat waktu, termasuk menunaikan ibadah agama dengan mengikuti misa kudus hampir setiap hari.
Sebelum pemberangkatan jenazah dari jakarta menuju Raja Kasunanan Surakarta dengan menggunakan pesawat TNI AL dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Misa arwah terlebih dahulu dilakukan dipimpin Pastor Luarens di kediaman almarhumah, di Jalan Cimandiri No.12, Cikini, Jakarta Pusat. Saat itu juga dihadiri mantan Kepala Staff TNI Angkatan Laut Laksamana (Purn) Sudomo, mantan Gubernur DKI Jakarta (1966-1977) Ali Sadikin dan sesepuh TNI AL lainnya.
Komodor Yos Sudarso terkenal dengan pesannya sebelum akhirnya tewas terkena serangan Belanda yaitu “Kobarkan Semangat Perjuangan”. Beliau yang lahir di Salatiga, Jawa Tengan, 24 November 1925 terkenal gigih dan berani. Beliau melaksanakan operasi Trikora dimana pada saat itu adalah perjuangan membebaskan Papua dari tangan Belanda. Beliau disaat itu melihat sinyal mencurigakan menuju perairan Papua, namun mendadak sinyal itu tidak berjalan alias berhenti.
Komodor Yos Sudarso langsung mengarah ke lokasi sinyal itu berada dengan 3 KRI dan hasilnya benar. Ternyata destroyer Belanda sudah menunggu kedatangan 3 KRI jenis Fast Ptrol tersebut. Baku tembak pun terjadi karena kapal Belanda lebih dulumelepaskan rudal tembakannya ke arah KRI Harimau. Beruntung rudal itu meleset.
Kolone sudomo memerintahkan balas tembakan namun hasilnya melesat. Komodor Yos Sudarso memerintahkan 3 KRI untuk kembali, 2 KRI berhasil kembali (KRI Macan Kumbang Dan KRI Harimau). Namun KRI Macan Tutul mengalami sesuatu endala teknis yang dianggap Belanda Menantang.
KRI Macan Tutul melakukan manuver ke kanan, Belanda manganggap itu tindakan untuk penyerangan ke kapal-kapalnya. Akhirnya Belanda menembakkan rudalnya ke KRI Macan Tutul, awalnya meleset namun yang kedua sebelum terkena rudal beliau berpesan “Kobarkan Semangat Perjuangan” dan akhirnya rudal mengenai KRI Macan Tutul.
PERTEMPURAN LAUT ARU.
Pertempuran Laut Aru adalah suatu pertempuran yang terjadi di Laut Aru, Maluku, pada tanggal 15 Januari 1962 antara Indonesia dan Belanda. Insiden ini terjadi sewaktu dua kapal jenis destroyer, pesawat jenis Neptune dan Frely milik Belanda menyerang RI Matjan Tutul (650), RI Matjan Kumbang (653) dan RI Harimau (654) milik Indonesia yang sedang berpatroli pada posisi 04,49° LS dan 135,02° BT. Komodor Yos Sudarso gugur pada pertempuran ini setelah menyerukan pesan terakhirnya yang terkenal, "Kobarkan semangat pertempuran".
Armada Indonesia di bawah pimpinan Yos Sudarso, yang saat itu berada di KRI Macan Tutul, berhasil melakukan manuver untuk mengalihkan perhatian musuh sehingga hanya memusatkan penyerangan ke KRI Macan Tutul. KRI Macan Tutul tenggelam beserta awaknya, tapi kedua kapal lainnya berhasil selamat.
Hari H untuk pelaksanaan operasi
penyusupan adalah Senin, 15 Januari 1962. Pada H minus tiga (-3), semua kapal ALRI telah merapat di rendezvous
point di sebuah pulau di Kepulauan Aru. Pasukan yang sudah diturunkan dari
Hercules AURI juga
sudah diangkut kapal dari Letfuan menuju pulau tersebut. Pada hari pertama di
titik itu, pesawat-pesawat Belanda sudah datang mengintai. Hal yang sama
terjadi pada H -2 dan H -1.
Hari H pukul 17.00 waktu setempat, tiga kapal mulai bergerak. KRI Harimau berada di depan, membawa antara lain Kol. Sudomo, Kol. Mursyid, dan Kapten Tondomulyo. Di belakangnya adalah KRI Macan Tutul yang dinaiki Komodor Yos Sudarso. Sedangkan di belakang adalah KRI Macan Kumbang.
Menjelang pukul 21.00, Kol.
Mursyid melihat radar blips pada lintasan depan yang akan dilewati iringan tiga
kapal itu. Dua di sebelah kanan dan satu di kiri. Blips tersebut tidak
bergerak, menandakan kapal-kapal sedang berhenti. Ketiga KRI kemudian melaju.
Tiba-tiba terdengar dengung pesawat mendekat, lalu menjatuhkan flare yang
tergantung pada parasut. Keadaan tiba-tiba menjadi terang-benderang, dalam
waktu cukup lama. Tiga kapal Belanda yang berukuran lebih besar ternyata sudah
menunggu kedatangan ketiga KRI.
Kapal Belanda melepaskan tembakan peringatan yang jatuh di samping KRI Harimau. Kol. Sudomo memerintahkan untuk balas menembak namun tidak mengenai sasaran. Komodor Yos Sudarso memerintahkan ketiga KRI untuk kembali. Ketiga kapal pun serentak membelok 180o. Naas, KRI Macan Tutul macet dan terus membelok ke kanan. Kapal-kapal Belanda mengira manuver berputar itu untuk menyerang mereka. Sehingga mereka langsung menembaki kapal itu. Tembakan pertama meleset, namun tembakan kedua tepat mengenai KRI Macan Tutul. Menjelang tembakan telak menghantam kapal, Komodor Yos Sudarso meneriakkan perintah, "Kobarkan semangat pertempuran!"
AURI berada dalam kondisi ditekan karena misi yang gagal itu. Orang mengira, kekuatan AURI mampu melayang-layang selamanya di udara dan mengawasi setiap jengkal wilayah RI. Bahkan operasi itu sendiri tidak pernah dibicarakan dengan pimpinan AURI. Namun saat gagal, kesalahan ditimpakan ke pihak AURI. Untuk mengakhiri polemik, KSAU Soerjadi Soerjadarma mengundurkan diri pada 19 Januari 1962.
PEMIKIRAN DAN HIKMAH YANG DAPAT DI AMBIL._______________
Setelah
saya membaca dan memahami cerita perjuangan dari YOS SUDARSO, saya melihat
betapa berjasanya perjuangan beliau, terutama dalam menghadapi serangan dari
para penjajah dalam membela tanah air, terutama dalam pertempuran laut aru.
Namun ada satu kalimat yang membuat hati saya bergetar mendengarnya, yaitu saat beliau mengatakan “Kobarkan semangat pertempuran”. Semangat perjuangan beliau yang tinggi mampu menghipnotis semua para pejuang dalam membela tanah air, terutama dalam pertempuran lau aru dalam menghadapi para penjajah yang datang menyerang.
Dengan demikian, hikmah yang saya ambil ini setelah membaca semua kisah perjuangan beliau, saya menuturkan bahwa beliau adalah salah satu sosok pejuang yang paling berpengaruh terhadap kemerdekaan bangsa ini, yakni bangsa INDONESIA.
SUMBER ARTIKEL_______________________________________________
http://id.wikipedia.org/wiki/Pahlawan
http://biokristi.sabda.org/arti_pahlawan
http://id.wikipedia.org/wiki/Yos_Sudarso
http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/295-pahlawan/1773-gugur-di-atas-kri-macan-tutul
http://rembloonk.blogspot.com/2012/12/sejarah-laksamana-madya-yos-sudarso.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Laut_Aru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar